Kamis, 14 Mei 2009

GANK NERO


Genk Nero, aksi gerombolan muda ini bagaikan preman di kalangan remaja putri. Dengan aksinya, mereka menculik sasaran, kemudian melakukan penganiayaan dengan cara menampar, memukul dan menjambak target sasarannya dengan cara main keroyok, 1 orang korban di hajar oleh 4 ketua Genk Nero. Padahal, pangkal masalahnya hanyalah rebutan pacar

Aksi kekerasan memang lekat pada dunia remaja. Sudah biasa kita dapati, tawuran antar sekolah, perkelahian antar genk, serta juga pengeroyokan pada orang luar kelompok remaja. Belum lagi kebiasaan bahwa masalah hanya bisa diselesaikan dengan adu fisik dan kekuatan, bukan dengan adu logika dan pikiran.

Begitulah dunia remaja, yang memang penuh dengan romantika (kok jadi puitis yah ). Okelah, maksud saya adalah sebenarnya permasalahan remaja adalah suatu fase dalam hidup seorang manusia, dimana dia beranjak tumbuh dewasa dengan menghadapi konflik baru di kehidupannya. Banyak yang menyatakan bahwa karakter seseorang, akan di tentukan dari bagaimana dia menjalani fase remajanya. Ketika masa remajanya “keras”, maka akan menempa seseorang untuk berjiwa keras pula, demikian sebaliknya (well, saya bukan psikolog soalnya)

Tapi, sebenarnya manusia hanya butuh satu momen penting untuk berubah. Satu hal yang terjadi dalam hidupnya, yang kemudian dapat dipelajari dan diambil hikmahnya, sehingga mampu merubah manusia tersebut. Itulah kenapa, Allah menempatkan manusia menjadi makhluk yang paling tinggi derajatnya, karena manusia mempunyai akal. Akal yang menentukan apakah dia mau menerima kebenaran, ataukan akal tersebut kemudian tertutup oleh nafsu sehingga menolak kebenaran

Kembali ke kasus Genk Nero, saya pribadi punya pendapat. Sepertinya anggota Genk Nero adalah siswa putri yang punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan di IPDN. Dengan model senioritas, main keroyok, serta merasa paling benar, merupakan mental awal yang sudah terbentuk dan saya yakin akan makin terbina dan terasah dengan baik ketika ada di IPDN. Bukankah demikian adanya, karena di IPDN, model senioritas, maen keroyok 1 junior dihadapi 10 senior (kayak banci yah, masak menghadapi 1 orang harus dikeroyok 10 orang) merupakan hal yang biasa disana. Jadi jangan khwatir, karena nantinya negeri ini akan dipimpin oleh orang-orang yang suka ngeroyok. Walaupun saya berharap, suka ngeroyoknya bukan sama warga negaranya sendiri, tapi sama negara asing yang menginjak kehormatan bangsa ini seperti Australia dan Malaysia yang suka bikin gara-gara sama Indonesia hehehehehe

ARTIKEL FLU BURUNG

Artikel

dari Kompas Rabu, 6 Oktober 2004

--- FLU BURUNG DI INDONESIA BERBEDA ---

Hasil pengujian sementara dari sebuah universitas Hongkong memastikan virus flu burung yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di Vietnam atau Thailand. Virus flu burung di Indonesia mirip dengan virus yang ada di Yunan China.

Universitas Hongkong tersebut menyebutkan bahwa isolat yang dikirim dari Indonesia adalah jenis virus H5N1 dengan genotipe z yang tidak menular langsung dari unggas ke manusia. Virus subtipe H5N1 yang ada di Indonesia ini berbeda dengan virus yang ditemukan di Vietnam dan Thailand tetapi berhubungan dekat dengan virus subtipe H5N1 yang berasal dari Yunan di daratan China.

Hasil sementara itu setidaknya menunjukkan virus flu burung yang ada di Indonesia belum bermutasi menjadi virus yang yang bias menular ke manusia. Dengan hasil ini, virus yang ada di Indonesia baru menular dari unggas ke unggas.
LYLA : Hei, masih bisa terima band baru ini?


SUSAH berhenti memang, kalau sudah bermusik sejak lama, kemudian berhasil masuk rekaman. Yang ada, meski kemudian belum tentu sukses, mereka menyatakan diri ‘berani hidup dari musik.’ Sebuah pernyataan yang berani sekali.

Mungkinkah itu yang meyakinkan band baru bernama LYLA ini untuk memutuskan berani berkiprah di industri musik yang “kejam” untuk pendatang baru ini? Entahlah, tapi melihat perjalanannya, band yang awalnya sempat bernama Mahameru Band ini, termasuk jatuh bangun meniti karir. Wajar saja, mereka sudah eksis ngeband sejak tahun 2001 silam.
Seperti biasa, Indra Perdana [vokal], Fare Adinata [gitar], Dharma [kibord], Dennis Rizky [bass] dan Amec Jen Aris [drum] adala anak-anak muda yang sepakat bersama lantaran punya kebersamaan hobi ngeband. Dalam perjalanannya, mereka memang tak selalu satu kata, tapi kebersamaan itulah yang membuat mereka bertahan.

Indra Perdana misalnya. Cowok yang kerap dipanggil Naga ini adalah runner-up Cilapop I 2005 silam. Malah sempat masuk dalam kompilasi rilisan salah satu label lewat lagu ‘Aku di Sampingmu’. Nggak cuma itu, Sinaga ini juga jadi bintang iklan salah satu rokok di televisi.

Ketika akhirnya band yang mereka jadikan “rumah” mendapat kesempatan rekaman, rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan. Album perdananya ‘YANG TAK TERLUPAKAN’ menjadi pembuktian lima anak muda dari Jakarta ini.

Tak perlu repot memainkan skill yang ribet, mereka memilih bermain-main di area aman, pop easy-listening. Saingannya ribuan sih, tapi siapa tahu ada yang beruntung nancep di kuping penikmat musik? Apalagi single ‘Takkan Ada’ dengan nuansa vintage, didapuk jadi track yang siapa tahu “mengganggu” industri pop. Masih kuat menerima band baru? Terimalah LYLA...