Genk Nero, aksi gerombolan muda ini bagaikan preman di kalangan remaja putri. Dengan aksinya, mereka menculik sasaran, kemudian melakukan penganiayaan dengan cara menampar, memukul dan menjambak target sasarannya dengan cara main keroyok, 1 orang korban di hajar oleh 4 ketua Genk Nero. Padahal, pangkal masalahnya hanyalah rebutan pacar
Aksi kekerasan memang lekat pada dunia remaja. Sudah biasa kita dapati, tawuran antar sekolah, perkelahian antar genk, serta juga pengeroyokan pada orang luar kelompok remaja. Belum lagi kebiasaan bahwa masalah hanya bisa diselesaikan dengan adu fisik dan kekuatan, bukan dengan adu logika dan pikiran.
Begitulah dunia remaja, yang memang penuh dengan romantika (kok jadi puitis yah ). Okelah, maksud saya adalah sebenarnya permasalahan remaja adalah suatu fase dalam hidup seorang manusia, dimana dia beranjak tumbuh dewasa dengan menghadapi konflik baru di kehidupannya. Banyak yang menyatakan bahwa karakter seseorang, akan di tentukan dari bagaimana dia menjalani fase remajanya. Ketika masa remajanya “keras”, maka akan menempa seseorang untuk berjiwa keras pula, demikian sebaliknya (well, saya bukan psikolog soalnya)
Tapi, sebenarnya manusia hanya butuh satu momen penting untuk berubah. Satu hal yang terjadi dalam hidupnya, yang kemudian dapat dipelajari dan diambil hikmahnya, sehingga mampu merubah manusia tersebut. Itulah kenapa, Allah menempatkan manusia menjadi makhluk yang paling tinggi derajatnya, karena manusia mempunyai akal. Akal yang menentukan apakah dia mau menerima kebenaran, ataukan akal tersebut kemudian tertutup oleh nafsu sehingga menolak kebenaran
Kembali ke kasus Genk Nero, saya pribadi punya pendapat. Sepertinya anggota Genk Nero adalah siswa putri yang punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan di IPDN. Dengan model senioritas, main keroyok, serta merasa paling benar, merupakan mental awal yang sudah terbentuk dan saya yakin akan makin terbina dan terasah dengan baik ketika ada di IPDN. Bukankah demikian adanya, karena di IPDN, model senioritas, maen keroyok 1 junior dihadapi 10 senior (kayak banci yah, masak menghadapi 1 orang harus dikeroyok 10 orang) merupakan hal yang biasa disana. Jadi jangan khwatir, karena nantinya negeri ini akan dipimpin oleh orang-orang yang suka ngeroyok. Walaupun saya berharap, suka ngeroyoknya bukan sama warga negaranya sendiri, tapi sama negara asing yang menginjak kehormatan bangsa ini seperti Australia dan Malaysia yang suka bikin gara-gara sama Indonesia hehehehehe